Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) membukukan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia hingga Mei 2024 berada di angka US$407,3 miliar atau setara Rp6.634,1 triliun (kurs Rp16.288 per dolar AS). Lantas, negara mana saja yang memberikan utang terbesar untuk RI?
Berdasarkan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) periode Juli 2024, utang tersebut berasal dari berbagai negara serta lembaga atau organisasi internasional, seperti International Monetary Fund (IMF) maupun Asian Development Bank (ADB).
Dari sisi negara pemberi pinjaman alias kreditur, tercatat Singapura yang memberikan pinjaman paling banyak di antara negara lainnya, bahkan lebih besar dari utang China untuk Indonesia.
Dalam 10 tahun terakhir, tercatat jumlah utang Indonesia ke Singapura telah memegang rekor yang terbanyak. Per Mei 2024, jumlahnya mencapai US$54,85 miliar atau setara dengan Rp893,4 triliun.
Jumlah tersebut terpantau mengalami penurunan dari masa awal Jokowi memimpin atau pada 2014, yang mencapai US$60,45 miliar.
Sementara utang Indonesia ke Singapura pernah mencapai puncak tertinggi dalam 10 tahun terakhir, pada tahun 2019 dengan nilai US$69,36 miliar. Kemudian jumlah ULN dari Singapura tersebut terus mengalami tren penurunan.
Pada posisi kedua, ULN terbesar berasal dari Amerika Serikat (AS) senilai US$27,6 miliar per Mei 2024. Berbeda dengan ULN dari Singapura, utang dari AS justru tercatat mengalami kenaikan sepanjang 10 tahun terakhir, dari US$11,66 miliar (2014) menjadi US$27,6 miliar atau naik US$15,94 miliar.
China menempati posisi ketiga sebagai negara kreditur terbanyak dengan jumlah pinjaman mencapai US$22,86 miliar per Mei 2024.
Meski bukan menjadi nomor satu yang terbesar, namun utang Indonesia dengan China ini memiliki lonjakan yang paling signifikan, dengan melesat 190% atau senilai US$14,99 miliar dari 2014.
Posisi berikutnya diduduki oleh Jepang dengan pinjaman mencapai US$21,83 miliar dan Hongkong yang memberikan pinjaman sejumlah US$19,38 miliar.
Total, kelima negara tersebut memberikan pinjaman untuk Indonesia mencapai US$146,52 miliar atau mencakup 36% dari total utang per Mei 2024.
Di tengah kenaikan ULN ini, Asisten Gubernur, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa struktur ULN Indonesia hingga Mei 2024 tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Ke depan, dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
“Peran ULN juga terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian,” tutur Erwin.
Top 5 Negara Pemberi Utang Terbesar ke RI per Mei 2024
Negara | Jumlah |
---|---|
Singapura | US$54,85 miliar |
Amerika Serikat | US$27,6 miliar |
China | US$22,86 miliar |
Jepang | US$21,83 miliar |
Hongkong | US$19,38 miliar |
Sumber: SULNI Juli 2024